Hati ibuku

saya selalu merungut bila dia lipatkan tudung sekolah saya sampai muka saya nampak bulat masa sekolah rendah. Tak cantik. Saya nak lipat tudung macam kawan-kawan lain..baru nampak cool. Baru ada orang mengorat. Tapi, sebab ibu lipat tudung saya jadi bulat lah , saya dapat concentrate pada study semata-mata, saya dapat jadi best student, saya dapat berada di mana saya ada sekarang.

Saya tak suka bila dia paksa saya pergi belajar mengaji.Saya terlepas cerita kartun dekat tv. Saya tak dapat berkongsi cerita dengan kawan-kawan. Tapi sebab ibu paksa lah, saya dapat membaca Al-Quran sekarang, yang sentiasa menjadi peneman semasa saya dalam keresahan.

Saya memberontak bila dia tak bagi saya pkai baju ketat, seluar jeans skinny. Saya tak dapat jadi up-to-date.  Kawan-kawan saya semua bergaya.Tapi sebab ibu tak bagilah, kesucian saya masih terjaga, khas untuk suami tercinta.

Saya masam muka bila ibu cepat-cepat nak balik rumah kalau pergi jalan-jalan.Saya tak habis bershopping lagi. Banyak lagi kedai baru tak masuk. Tapi sebab ibu rushing lah, kami sempat sembahyang di rumah dengan selesa.

Saya selalu rasa iri hati dengan kawan-kawan yang selalu dapat barang branded-branded. Saya tak pernah dapat bergaya dengan brand. Tapi saya bersyukur sebab ibu tak pernah ajar kami untuk tengok brand, cukuplah asalkan ia selesa. Kalau tidak, mesti dah habis duit elaun saya kerjakan.

Ibu banyak mengajar saya erti kehidupan. Saya lihat bagaimana cinta manusia kadang-kadang hanya sementara , cinta Pencipta kepada hamba-Nya itu hakiki. Saya lihat bagaimana Allah menurunkan musibah, yang kita terasa seperti tak terlarat untuk menanggung, tapi sebenarnya Allah itu tak pernah zalim kepada hamba-Nya.Setiap musibah datang dengan hikmah. hati ibuku suci, mengajar kami supaya tidak membenci. Hati ibuku kuat, tetap mampu tersenyum, bergelak ketawa walau sebenarnya hati itu tersiat, hati ibuku taat, tidak pernah putus harapan, sentiasa meminta pertolongan dari-Mu setiap masa, setiap saat.